Jumaat, 25 Januari 2008

WAHAI PUTERIKU

Bismillahir Rahmanir Rahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Oleh :
Syaikh Ali Ath-Thanthawi


Putriku tercinta! Aku seorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun. Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah mengunjungi banyak negeri, dan berjumpa dengan banyak orang.

Aku juga telah merasakan pahit getirnya dunia. Oleh karena itu dengarlan nasehat-nasehatku yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalamanku, dimana engkau belum pernah mendengarnya dari orang lain.

Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus kejahatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul, dan mulut letih, dan kami tidak mengahasilkan apa-apa. Kemungkaran tidak dapat kami berantas, bahkan semakin bertambah, kerusakan telah mewabah, para wanita keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan, betis dan lehernya.

Kami belum menemukan cara untuk memperbaiki, kami belum tahu jalannya. Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada di depanmu, putriku! Kuncinya berada di tanganmu.

Benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong dosa, tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani, dan andaikata bukan lantaran lemah gemulaimu, laki-laki tidak akan bertambah parah. Engkaulah yang membuka pintu, kau katakan kepada si pencuri itu : silakan masuk … ketika ia telah mencuri, engkau berteriak : maling …! Tolong … tolong… saya kemalingan.

Demi Allah … dalam khayalan seorang pemuda tak melihat gadis kecuali gadis itu telah ia telanjangi pakaiannya.

Demi Allah … begitulah, jangan engkau percaya apa yang dikatakan laki-laki, bahwa ia tidak akan melihat gadis kecuali akhlak dan budi bahasanya. Ia akan berbicara kepadamu sebagai seorang sahabat.

Demi Allah … ia telah bohong! Senyuman yang diberikan pemuda kepadamu, kehalusan budi bahasa dan perhatian, semua itu tidak lain hanyalah merupakan perangkap rayuan ! setelah itu apa yang terjadi? Apa, wahai puteriku? Coba kau pikirkan!

Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan, dan engkau selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda tersebut akan mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, dan engakulah yang menanggung beban kehamilan dalam perutmu. Jiwamu menangis, keningmu tercoreng, selama hidupmu engkau akan tetap berkubang dalam kehinaan dan keaiban, masyarakat tidak akan mengampunimu selamanya.

Bila engkau bertemu dengan pemuda, kau palingkan muka, dan menghindarinya. Apabila pengganggumu berbuat lancang lewat perkataan atau tangan yang usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan ke kepalanya, bila semua ini engkau lakukan, maka semua orang di jalan akan membelamu. Setelah itu anak-anak nakal itu takkan mengganggu gadis-gadis lagi. Apabila anak laki-laki itu menginginkan kebaikan maka ia akan mendatangi orang tuamu untuk melamar.

Cita-cita wanita tertinggi adalah perkawinan. Wanita, bagaimanapun juga status sosial, kekayaan, popularitas, dan prestasinya, sesuatu yang sangat didamba-dambakannya adalah menjadi isteri yang baik serta ibu rumah tangga yang terhormat.

Tak ada seorangpun yang mau menikahi pelacur, sekalipun ia lelaki hidung belang, apabila akan menikah tidak akan memilih wanita jalang (nakal), akan tetapi ia akan memilih wanita yang baik karena ia tidak rela bila ibu rumah tangga dan ibu putera-puterinya adalah seorang wanita amoral.

Sesungguhnya krisis perkawinan terjadi disebabkan kalian kaum wanita! Krisis perkawinan terjadi disebabkan perbuatan wanita-wanita asusila, sehingga para pemuda tidak membutuhkan isteri, akibatnya banyak para gadis berusia cukup untuk nikah tidak mendapatkan suami. Mengapa wanita-wanita yang baik belum juga sadar? Mengapa kalian tidak berusaha memberantas malapetaka ini? Kalianlah yang lebih patut dan lebih mampu daripada kaum laki-laki untuk melakukan usaha itu karena kalian telah mengerti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka, dan oleh karena yang menjadi korban kerusakan ini adalah kalian, para wanita mulia dan beragama.

Maka hendaklah kalian mengajak mereka agar bertakwa kepada Allah, bila mereka tidak mau bertaqwa, peringatkanlah mereka akan akibat yang buruk dari perzinaan seperti terjangkitnya suatu penyakit. Bila mereka masih membangkang maka beritahukan akan kenyataan yang ada, katakan kepada mereka : kalian adalah gadis-gadis remaja putri yang cantik, oleh karena itu banyak pemuda mendatangi kalian dan berebut di sekitar kalian, akan tetapi apakah keremajaan dan kecantikan itu akan kekal? Semua makhluk di dunia ini tidak ada yang kekal. Bagaimana kelanjutannya, bila kalian sudah menjadi nenek dengan punggung bungkuk dan wajah keriput? Saat itu, siapakah yang akan memperhatikan? Siapa yang akan simpati?

Tahukah kalian, siapakah yang memperhatikan, menghormati dan mencintai seorang nenek? Mereka adalah anak dan para cucunya, saat itulah nenek tersebut menjadi seorang ratu ditengah rakyatnya. Duduk di atas singgasana dengan memakai mahkota, tetapi bagaimana dengan nenek yang lain, yang masih belum bersuami itu? Apakah kelezatan itu sebanding dengan penderitaan di atas? Apakah akibat itu akan kita tukar dengan kelezatan sementara?

Dan berilah nasehat-nasehat yang serupa, saya yakin kalian tidak perlu petunjuk orang lain serta tidak kehabisan cara untuk menasehati saudari-saudari yang sesat dan patut di dikasihani. Bila kalian tidak dapat mengatasi mereka, berusahalah untuk menjaga wanita-wanita baik, gadis-gadis yang sedang tumbuh, agar mereka tidak menempuh jalan yang salah.

Saya tidak minta kalian untuk mengubah secara drastis mengembalikan wanita kini menjadi kepribadian muslimah yang benar, akan tetapi kembalilah ke jalan yang benar setapak demi setapak sebagaimana kalian menerima kerusakan sedikit demi sedikit.

Perbaikan tersebut tidak dapat diatasi hanya dalam waktu sehari atau dalam waktu singkat, malainkan dengan kembali ke jalan yang benar dari jalan yang semula kita lewati menuju kejelekan walaupun jalan itu sekarang telah jauh, tidak menjadi soal, orang yang tidak mau menempuh jalan panjang yang hanya satu-satunya ini, tidak akan pernah sampai. Kita mulai dengan memberantas pergaulan bebas, (kalaupun) seorang wanita membuka wajahnya tidak berarti ia boleh bergaul dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Istri tanpa tutup wajah bukan berarti ia boleh menyambut kawan suami dirumahnya, atau menyalaminya bila bertemu di kereta, bertemu di jalan, atau seorang gadis menjabat tangan kawan pria di sekolah, berbincang-bincang, berjalan seiring, belajar bersama untuk ujian, dia lupa bahwa Allah menjadikannya sebagai wanita dan kawannya sebagai pria, satu dengan lain dapat saling terangsang. Baik wanita, pria, atau seluruh penduduk dunia tidak akan mampu mengubah ciptaan Allah, menyamakan dua jenis atau menghapus rangsangan seks dari dalam jiwa mereka.

Mereka yang menggembor-gemborkan emansipasi dan pergaulan bebas atas kemajuan adalah pembohong dilihat dari dua sebab :

Pertama : karena itu semua mereka lakukan untuk kepuasan pada diri mereka, memberikan kenikmatan-kenikmatan melihat angota badan yang terbuka dan kenikmatan-kenikmatan lain yang mereka bayangkan. Akan tetapi mereka tidak berani berterus terang, oleh karena itu mereka bertopeng dengan kalimat yang mengagumkan yang sama sekali tidak ada artinya, kemajuan, modernisasi, kehidupan kampus, dan ungkapan-ungkapan yang lain yang kosong tanpa makna bagaikan gendang.

Kedua : mereka bohong oleh karena mereka bermakmum pada Eropa, menjadikan eropa bagaikan kiblat, dan mereka tidak dapat memahami kebenaran kecuali apa-apa yang datang dari sana, dari Paris, London, Berlin dan New york. Sekalipun berupa dansa, porno, pergaulan bebas di sekolah, buka aurat di lapangan dan telanjang di pantai (atau di kolam renang). Kebatilan menurut mereka adalah segala sesuatu yang datangnya dari timur, sekolah-sekolah Islam dan masjid-masjid, walapun berupa kehormatan, kemuliaan,, kesucian dan petunjuk. Kata mereka, pergaulan bebas itu dapat mengurangi nafsu birahi, mendidik watak dan dapat menekan libido seksual, untuk menjawab ini saya limpahkan pada mereka yang telah mencoba pergaulan bebas di sekolah-sekolah, seperti Rusia yang tidak beragama, tidak pernah mendengar para ulama dan pendeta. Bukankah mereka telah meninggalkan percobaan ini setelah melihat bahwa hal ini amat merusak?

Saya tidak berbicara dengan para pemuda, saya tidak ingin mereka mendengar, saya tahu, mungkin mereka menyanggah dan mencemoohkan saya karena saya telah menghalangi mereka untuk memperoleh kenikmatan dan kelezatan, akan tetapi saya berbicara kepada kalian, putri-putriku, wahai putriku yang beriman dan beragama! Putriku yang terhormat dan terpelihara ketahuilah bahwa yang menjadi korban semua ini bukan orang lain kecuali engkau.

Oleh karena itu jangan berikan diri kalian sebagai korban iblis, jangan dengarkan ucapan mereka yang merayumu dengan pergaulan yang alasannya, hak asasi, modernisme, emansipasi dan kehidupan kampus. Sungguh kebanyakan orang yang terkutuk ini tidak beristri dan tidak memiliki anak, mereka sama sekali tidak peduli dengan kalian selain untuk pemuas kelezatan sementara. Sedangkan saya adalah seorang ayah dari empat gadis. Bila saya membela kalian, berarti saya membela putri-putriku sendiri. Saya ingin kalian bahagia seperti yang saya inginkan untuk putri-putriku.

Sesungguhnya tidak ada yang mereka inginkan salain memperkosa kehormatan wanita, kemuliaan yang tercela tidak akan bisa kembali, begitu juga martabat yang hilang tidak akan dapat diketemukan kembali.

Bila anak putri jatuh, tak seorangpun di antara mereka mau menyingsingkan lengan untuk membangunkannya dari lembah kehinaan, yang engkau dapati mereka hanya memperebutkan kecantikan si gadis, apabila telah berubah dan hilang, mereka pun lalu pergi menelantarkan, persisnya seperti anjing meninggalkan bangkai yang tidak tersisa daging sedikitpun.

Inilah nasehatku padamu, putriku. Inilah kebenaran. Selain ini jangan percaya. Sadarlah bahwa di tanganmulah, bukan di tangan kami kaum laki-laki, kunci pintu perbaikan. Bila mau perbaikilah diri kalian, dengan demikian umat pun kan menjadi baik.

(wallahul musta’an).


[Penerjamah : Abdulloh; Editor : Munir F. Ridwan dan Muhammadun Abdul Hamid]

Jumaat, 18 Januari 2008

Kesilapan Ibu Bapa dlm Mendidik Anak2

Bismillahir Rahmanir Rahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dari sini

"Dewasa ini purata ibubapa yang gagal mendidik anak-anak ke arah pengamalan Islam secara syumul begitu ketara sekali dan semakin membimbangkan . Impaknya dapat dilihat dengan jelas dalam senario kehidupan anak – anak itu sendiri . Hal ini jika berterusan akan merosakkan diri mereka, kasih sayang terhadap ibubapa mereka, hubungan antara keluarga , orang tua dan ahli masyarakat setempat . Lebih jauh lagi , tempiasnya akan tersebar terhadap Islam dan negara.

Faktor penyebabnya ialah bapa , selaku ketua , pemimpin dan pelindung terhadap keluarga , dan ibu selaku penasihat dan penggerak kepada peranan bapa. Malangnya peranan ini gagal dilaksanakan , Antara kesilapan yan g dilakukan ialah :

1. Kurang penekanan terhadap kewajipan solat – tidak mengajar anak solat dengan betul dari segi bacaan dan perbuatan kerana sifat menyerah tanggungjawab tersebut kepada ustaz di sekolah atau kelas Fardhu ‘ain . Kalau anak – anak solatpun tidak pernah diuji secara praktikal atau diperhati betul salahnya solat tersebut.. Begitu juga , jika dibawa anak – anak ke masjid , ibu bapa tidak mengambil pusing anak – anak mereka sama ada mereka sudah masuk saf atau tidak . Apasalahnya jika jarang – jarang ibubapa solat dibelakang anak –anak. Dalam hal ini ada kalangan ibubapa yang tidak memaksa secara tegas supaya anak – anak solat seperti solat Subuh atas alasan kasihan ( melihat mereka nyenyak tidur) dan juga semasa menghadiri sesuatu majlis keraian , kenduri, perayaan dan seumpamanya.

2. Tidak memberi perhatian t erhadap pembelajaran bacaan Al Quran anak –anak . Anak – anak tidak ditanya atau menyuruh membaca semula apa yang pelajari pada hari itu dal am bentuk ulangkaji . Juga tidak ditanya guru Al Quran tentang kemajuan dan sikap anak – anak semasa belajar samatelah untuk memberi kuasa veto kepada si guru bagi meerotan anak- anak mereka.

3. Tidak memberi rangsangan dalam bentuk hadiah dan pujian terhadap anak – anak yang cemerlang dalam solat , bacaan Al Quran ( hafalan lagi baik ) dan hafalan wirid serta doa .

4. Tidak menanam sikap kecintaan kepada Allah S.W.T dan Rasulullah S.A.W.

5. Tidak mengambil kesah pemakanan anak – anak sama ada di rumah atau di luar yang kebanyakan bersumberkan subahah seperti ajinomoto , makanan segera , minuman berkarbonat dan lain – lain lagi. Atau bersumberkan pembelian wang haram atau subahah.

6. Membiarkan anak – anak bergaul bebas tanpa memerhatikan latar belakang kawan – kawan mereka dari segi penjagaan solat , latar pendidikan , akhlak dan keluarga ( faktor pengaruh) Walau bagaimanapun anak –anak tidak boleh dikongkong kerana akan menghalang kematangan mereka dalam pergaulan.

7. Memberi kebebasan berpakaian tanpa menutup aurat khususnya anak perempuan. Ramai ibubapa golongan baru segaja memilih dan mengatur pakaian anak- anak mengikut ‘trend’ zaman ini . Sepatutnya anak –anak perlu diajar cara pakaian bersopan bermula zaman awal kanak-kanak lagi . Ingat , panas akhirat mengatasi panas dunia!

8. Terlalu menekankan kecemerlangan akademik dengan menghantar tuisyen petang dan malam serta hujung minggu (tuisyen sekolah dan persendirian : tidak semua tetapi ada) sehinggakan anak – anak menjadi letih tetapi mengabaikan pendidikan Islam .

9. Membiarkan anak- anak menonton hiburan melampau dan drama yang tidak bermoral , mendengar muzik barat / cinta serta membaca novel cinta , majalah hiburan yang diketahui tiada motif / unsur mendidik rohani .

10. Tidak membawa anak – anak menziarahi kubur yang bertujuan untuk mengingatkan hari penyudah hidup.

11. Tidak membawa anak – anak terutamanya anak yang remaja berzia rah ke rumah ahli keluaga dan saudara mara sambil memperkenalkan antara satu sama lain.

12. Tidak memanggil anak-anak supaya bersalam dan bermesra dengan tetamu yang datang ke rumah ( tetapi dengan menjaga adab kesopanan )

13. Tidak memperjelaskan hukum hakam agama dalam semua aspek kehidupan baik rohani , jasmani dan ketuhanan Allah Yang Maha Esa.

14. Tidak menanam sikap menolong orang susah , fakir dan miskin serta amalan bersedekah .

15. Ibapa tidak menunjukkan contoh yang baik selaras dengan kehendak Islam.

16. Ibubapa terlalu mengejar dunia sehingga semua di atas tidak terlaksana!


Sekian daripada saya. Marilah kita sama – sama mengambil pedoman lebih – lebih lagi diri saya . Ingatlah bahawa anak – anak itu adalah permata hati kita dan juga salah satu penyebab penentu sama ada kita duka atau bahagia di akhirat kelak . Janganlah kita menyesal semasa di alam barzakh kelak kerana apa yang dilakukan oleh anak –anak sesungguhnya sahamnya tetap mengalir kepada kita , amalan baik berbahagialah kita , kalau jahat celakalah kita .

Seperkara lagi , dunia sedang menuju ke arah kemusnahan yang sangat hampir. Peperangan , bencana bumi berlaku di sana sini , maksiat dan kemungkaran tanpa henti bahkan disanjung pula . Siapa yang akan menyelamatkan Islam kalau bukan kita dan anak – anak kita serta zuriat keturunan kita . Macamanapun usaha ini akan berjaya JIKA dengan USAHA KITA selaku ibubapa dalam pembentukan sahsiah anak – anak BERTERASKAN ALQURAN DAN HADIS. Wallahu’alam .

Selasa, 8 Januari 2008

Pesanan Luqman Hakim

Bismillahir Rahmanir Rahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Assalamuaikum semua..... Surah Luqman (surah ke 31) merupakan antara surah lazim yang dibaca. Antara pengajaran yang kita boleh dapati daripada surah ini ialah tentang pesanan Luqman Hakim kepada anaknya. Marilah kita hayati pesanan Luqman ini , semoga ia dapat memberi sedikit petunjuk dan pengajaran kepada kita tentang tanggungjawab kita sebagai seorang hamba Allah, sebagai seorang anak dan sebagai seorang insan.

Surah 31 Luqman: Ayat 12 - 19

"Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (12)

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (13)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (14)

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (15)

Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.(16)

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (17)

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (18)

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (19)


RUMUSAN AYAT-AYAT DI ATAS

Sebagai seorang hamba Allah :


1. Kena sentiasa bersyukur kepada Nya, kalau kita kita bersyukur ia untuk diri kita, tapi kalau kita tidak bersyukur, ia tidak akan menjejaskan Allah walau sedikitpun.

2. Jangan mempersekutukan Allah, walaupun yang ajak mempersekutukan Allah ialah ibu bapa kita sendiri.

3. Kita kena ingat, walau macamna sekalipun, kita akan tetap kembali kepada Allah. Patuhilah semua peringatan Allah kerana kita pasti kan bertemu dengan Nya.

4. Wajib mendirikan solat.

5. Sentiasa bersabar di atas apa yang ditentukan oleh Allah kepada kita.

6. Kena yakin dan percaya segala kebaikan dan keburukan pasti diperhalusi dan dibalas oleh Allah.


Sebagai seorang anak

1. Kena sentiasa berterima kasih kepada kedua ibu bapa kita yang membesarkan kita.

2. Kenangi kesusahan ibu dalam mengandungkan kita.

3. Sentiasa bersikap baik dengan kedua ibu bapa kita.


Sebagai seorang insan

1. Mengajak manusia kearah kebaikan dan mencegah kemungkaran

2. Jangan sombong dan membanggakan diri sesama manusia, Allah dah cakap, Allah tidak menyukai golongan ini.

3. Besederhana dalam menjalani kehidupan ini dan sentiasa melunakkan suara kita dalam berbicara.

"Ya Allah...jadikanlah kami termasuk dikalangan orang-orang yang mendapat petunjuk Mu"


Dari sini.

Design by Dzelque Blogger Templates 2007-2008